Senin, 01 September 2014

The Hopeful


“, Lubna... sekarang giliranmu bersih-bersih dapur ya? Kakak giliran bersih-bersih rumah.” Kata Yumna kepada adiknya.
“, aduh....kak. kenapa gag skalian kakak aja yang bersih. Lubna kan lagi sibuk nih ngerjakan PR sekolah.” Sahut Lubna
“, e e e... adikku mau belajar malas ya? Gag bisa itu dong. Kakak juga banyak PR dari sekolah. Tapi Gag lupa tuh sama kewajiban seorang anak di rumah. Cepat gih ke dapur.”
“, iya deh kak....“ Kata Lubna dengan letihnya.
Sore itu, tinggallah seorang kakak dan adik berdua di rumah. Yumna semakin semangat bersih-bersih rumah di temani dengan alunan musik arabic dari Maher Zain yang begitu merdu. Ketika yumna membuang sampah tiba-tiba ada dua orang pria melihat lapangan di dekat rumah yumna. Kebetulan rumah yumna dekat dengan lapangan tersebut. tak sengaja yumna mendengarkan perbincangan kedua pria tersebut.
“, lihatlah, dik.. sampah berserakan di lapangan ini membuat pemandangan yang tidak bagus. udah itu baunya tidak sedap.” Kata seorang pria
Pria yang satunya lagi menggunakan sepeda hanya dengan menjawab senyuman. Yumna melihat pria bersepada itu dan saling memandang. Yumna merasa ada yang aneh di hatinya ketika melihat mata pria bersepada itu. Tidak banyak pikir, yumna langsung menundukkan pandangannya dan segera masuk ke dalam rumahnya.
“,Astaghfirullah.... ada apa denganku ini.” Kata Yumna di dalam hati.
Malam harinya setelah mengerjakan PR di sekolah, yumna menulis di buku harianya.

Minggu, 29 januari 2008
dear diary...
tadi sore aku melihat sosok pria yang membuat jantungku berdetak cepat. Perasaanku malu untuk melihatnya kembali. Perasaaan ini tak pernah ku rasakan sebelumnya. Tapi, berdasarkan buku yang pernah aku baca, perasaan itu adalah perasaan suka.
Bernarkah? Benarkah aku menyukai orang yang tak aku kenal?
Siapa orang itu? Siapa namanya?
Hmmmmmmmmmmmm.... biarlah hari ini menjadi kejadian yang indah untuk ku ingat.
Semoga hari ini setiap langkahku di ridhoi oleh Allah. Aamiiin.
Yumna

“, ayoooo... kakak lagi nulis apa ini?”. Kata Lubna merayu
“, apa sih, dik. Kakak kan biasa nulis diary”. Balas Yumna
“, iya emang biasa kakak nulis diary. tapi biasanya kejadian yang special. masak iya hari ini ada yang special. kayakanya biasa aja deh hari ada di rumah terus. ayo apa itu???”.
“, mau tau aja urusan kakak. sudah kerjain PRnya?”.
“, iiiih... mengalihkan pembicaraan deh. iya sudah. oiya, kak. ada pelajaran IPA yang gak aku ngerti nih, kak. ajarin aku ya kak?”.
“, okelah... mana bukunya”.
Hari senin adalah hari yang paling gak disukai para siswa. karena berdiri di lapangan yang panas berhadapan dengan terik matahari untuk mengikuti upacara bendera. semua siswa berkumpul di tempatnya masing-masing. Yumna dikagetkan oleh temannya Laura dengan tangannya memukul pundak Yumna.
“, kok bengong sih. Yumna punya masalah ya?”. kata Laura
“, nggak, kok. aku gak lagi bengong. emang keliatan bengong ya, laura?”.
“, ya iyalah... biasanya Yumna sering ngeliatan bima kakak kelas itu”.
“, aku sudah gak tertarik sama bima, laura. hehehe”. yumna sambil nyengir
ketika laura penasaran. Upacara bendera siap dilaksanakan setiap siswa diharapkan tenang, tidak berbicara. upacara berjalan dengan khidmat selama kurang lebih satu jam. semua siswa istrirahat sebelum masuk pada jam pelajaran.
“, yumna gak lagi suka sama bima?”. kata Laura
“, iya, laura. kenapa?”. jawab yumna tegas
“, yumna, yakin? soalnya bima akhir-akhir ini suka ngeliatin kamu lhoo”.
“, aku tertarik ke dia. karena dia cakep. gitu aja kok gak lebih”.
“, teruuuuus? bima gak mau dibuat pacarnya yumna?”.
“, ya nggaklah, laura. aku kan gak boleh pacaran”.
“, jadi selama ini, yumna liatin bima buat apa?”.
“, buat seneng-seneng aja laura. udah deh gak usah bahas bima. aku mo cerita”.
“, yumna mau cerita apa?”.
sebelum bercerita, yumna pesan bakso 2 dan makan di kantin sekolah. waktu mau cerita, tiba-tiba budi datang. pria yang disukai Laura. budi teman SMP Yumna.
“, halo cewek-cewek manis. makan di kantin gak ngajak. curang.” kata budi
“, salah siapa ngilang waktu upacara dah bubar. benerkan laura”  yumna ke laura
“, iya”. jawab laura kaku
laura dari kelas X sampai  naik kelas XI dia suka sama budi. meskipun lauran gak pernah cerita-cerita tentang perasaannya ke yumna. tapi yumna ngerti dilihat dari sikap dia ke budi. kalo ada budi, laura diam seribu bahasa dengan pipinya yang merah. biasa kulit laura mulus putih bening. gak kayak yumna yang hitam manis.
“, bang. banksonya satu, disini ya.” kata budi ke abang si jual bakso
"selamat ya laura”. sambung budi memberikan selamat ke laura. laura dan yumna heran.
“, selamat apa, budi”. kata laura bertanya
“, kamu kan dapat peringkat 10 besar olimpiade Biologi tahun ini”.
“, oh ya? alhamdulillah.. makasih ya infonya. laura baru tau.”
“, waah.. selamat ya laura. aku bangga sekali. tp kok gak diumumin di upacara tadi ya, bud?”.
“, ya nggak tau lagi. Yumna, nanti kamu ada acara?”.
“, nggak tau ya. emang knp?”. tanya yumna
“, aku pengen ngajak kamu ke pameran lukis nanti sore. bisa nggak?”.
yumna bingung. laura kan suka banget sama budi. di sisi lain budi temen SMPnya.
“, waduh.. kayaknya jadwalku padat banget hari ini. deadlineku ngedit tulisan temen-temenku buat majalah harus selesai nanti, bud. gimana kalo kamu sama laura aja?”. alasan yumna kepada budi.
laura tersedak mendengar perkataan yumna.
“, kamu gak apa-apa laura?”. tanya budi dan yumna bersamaan
“, iya, gak apa-apa kok temen-temen.” kata laura
“, maaf ya luara. aku gak tau kalo saranku ke budi bikin kamu shock.” kata yumna
“, kamu sih yumna.. gak nanyak laura dulu mau apa nggak. emang nya laura mau diajak sama aku”. tanya budi
laura hanya menundukkan kepala. bel berbunyi tanda para siswa masuk mengikuti pelajaran. tanpa menghiraukan pertanyaan budi laura mengajak yumna pergi masuk kelas. budi hanya menghelas nafas panjang berharap laura akan menjawab pertanyaannya.

To be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar