Senin, 15 September 2014

The Hopeful Chapter 3

Ketika itu teman-teman sekelas yumna bertanya keadaan laura. Karena laura masih kaget jadinya pertanyaan-pertanyaan itu yumna jawab.
“, temen-temen... sepertinya laura perlu istirahat deh karena kayaknya dia pusing. Udah dulu ya temen-temen.”
“,tapi kayaknya tadi baik-baik aja deh. Ntar lagi bu nuri dateng. ”
“, ya bilang aja, laura sakit gitu. Oke”. Kata yumna. Keadaan laura semakin pucat pasi, dia gak berbicara sedikit pun kepada yumna. Tapi yumna sangat mengerti laura keadaannya memang sangat lemah. Saat yumna dan laura akan keluar kelas, tiba-tiba ibu nuri datang.
“, lho.. laura kenapa?” tanya ibu nuri
“, laura gak enak badan, bu. Izin ya bu”. Jawab yumna terburu-buru
“, oiya...”
Yumna dan laura menyeberangi lapangan untuk menuju UKS. Tiba-tiba bola basket menuju ke arah mereka berdua. Namun, malangnya laura yang terkena bola basket tersebut. Pelaku yang melempar bola itu ternyata adalah budi. Melihat laura pingsan terkena lemparan bolanya, budi segera menghampiri mereka dan membawa laura ke UKS.
“, kamu gimana sih, bud. Kok gak hati-hati lempar bolanya”. Kata yumna kesel
“, ya mana aku tau, yumna. Kalo bolanya salah arah. Lagian ngapain juga kalian keluar kelas waktu pergantian jam pelajaran?”. Jawab budi tak mau kalah
“, budi.... bukannya minta maaf, malah membela diri sendiri. Ya itu gara-gara kamu aku keluar kelas”. Makin kesel yumna membalas
Mendengar pernyataan yumna, budi kaget membelakkan matanya.”, apa?! Karena aku”.
“, iya karena kamu. Puas udah bikin laura menderita dua kali”.
“, dua kali?!”. Makin aneh lagi budi mendengarnya, “ maksudnya apa sih, yumna? Sumpah aku bener nggak ngerti?”. Lanjut budi bertanya
“iya, dua kali. Lagian kamu juga waktu pergantian jam pelajaran main basket.”
“, udah-udah.. jangan mengalihkan pembicaraan. Maksudnya apa tuh pernyataan dua kali?”. Tanya budi
“, laura cerita tentang jalan-jalan bareng kamu. Dia seneng banget rasanya jalan bareng kamu ampek semangat gitu deh ceritanya. Ya aku bilang ke Luara kalo dia lagi jatuh cinta sama budi. Egh... malah kaget setengah mati. Kayak ketemu hantu, udah gitu teriak kaget bilang APA sambil berdiri. Ya aku bawa dia ke UKS biar tenang pikirannya. Aku tau laura.. kalo dia nggak ngomong apa-apa tandanya dia mikir setengah mati tentang pernyataan yang dia pikirkan itu. Eh.. malah kenak jedot bola basket, udah itu aktornya yang bikin laura kayak gitu kamu lagi. Kenapa nggak siapa gitu? Hmmm”. Cerita yumna nyerocos
“, kamu juga sih, yumna. Ngapain kamu bilang jatuh cinta ke aku.” budi bengong
“, ya ela, bud. Emang aku nggak tau apa kalo laura suka kamu dari kelas X. Kamu juga punya perasaaan sama deh kayaknya.” Jawab yumna
Budi hanya diam saja sambil memperhatikan laura yang tengah berbaring di ruang UKS.
“, menurut aku nih, bud. Kamu utarakan aja kalo kamu pengen jadi cowoknya. Mumpung laura nggak kegaet orang laen lho. Soalnya banyak banget yang suka laura.” Rayu yumna
“, kalo udah waktunya tepat. Bantuin aku ya.” Pinta budi
“, oke. Dengan senang hati”.

*************************

Setiap sorenya yumna sangat rajin membersihkan rumah dan halaman rumahnya. Karena ayah dan ibunya akan datang minggu-minggu ini. Tidak hanya itu, dia juga ingin melihat pria bersepada yang menarik hati yumna. Tak jarang yumna sering duduk di teras rumah sambil sambil belajar dan terlihat seperti menunggu sesuatu di balik jendela.
“, akhir-akhir ini, kakak seneng banget ya belajar di luar?”. Tiba-tiba lubna bertanya membangunkan lamunan kakaknya
“, iya, dik. Mmm.. Lebih santai aja”. Jawab yumna ragu
“, oo gitu.. oiya, kakak udah makan?” tanya lubna lagi seakan dia ingin mengobrol dengan sang kakak yang akhir-akhir ini sibuk
“, belum, mungkin ntar malem. Adik mau makan ya?” tanya yumna yang megerti naluri seorang kakak kepada sang adik.
“, udah, kak tadi. Kebetulan tadi siang bu mega ngasi nasi ikan, kakak.” Jawab lubna
“, alhamdulillah. Bu mega baik banget ya, dik. Kita jadi nggak enak sama bu mega. Tiap hari ada aja yang mo dikasi ke kita.”
“, iya, kak. Tapi yya gimana lagi kak. Ayah sama ibu telfon kalo mau harui minggu insya Allah udah nyampek rumah kak.”
“, oh ya! Senengnya. Yuk, kita telfon ibu, kakak punya ide”. Ajak yumna kepada lubna
Lubna hanya mengiyakan apa kata kakaknya meski dia pengen tau ide sang kakak untuk apa. Yumna segera menekan tombol telfon rumah dan menelfon ibunya. Setelah menelfon ternyata tidak angkat. Akhirnya yumna mengirim sms ke perihal ide yang dia punya. Ide tersebut adalah untuk membalas kebaikan bu mega yang dermawan itu, dengan cara harus membelikan oleh-oleh yang banyak untuk bu mega. lubna yang punya rasa penasaran yang tinggi akhirnya pun bertanya perihal ide kakaknya itu.Bu mega adalah tetangga depan rumah yang sangat baik. Dia keterunan asli jawa terlihat dari logat dia berbicara. Ayah dan ibu memang selalu menitipkan kedua anaknya kepada bu mega untuk menjaganya.

Jumat, 15 februari 2008
Dear diary...
Aku merindukanya...
Dia menghilang...
Tak ada lagi yang dapat mendebarkan jantungku...
Haruskah aku melupakan dia yang tak ku kenal???Dan tak mungkin mengenalku...
Biarlah aku nikmati rasa yang hadir ini yang tak lain adalah nikmat dari Sang Maha Esa.
Semoga hari ini setiap langkahku di ridhoi oleh Allah. Aamiiin.
Yumna


Tidak ada komentar:

Posting Komentar