Selasa, 16 September 2014

The Hopeful Chapter 6

Laura semakin tidak tenang melihat jam yang semakin bergerak cepat. Dia mendengarkan musik instrumen piano yang ia sukai sambil berbaring di kamarnya untuk menenangkan hatinya. Mengingat kembali perkataan yumna waktu silam tentang perasaan dirinya kepada budi.
“, mungkinkah laura jatuh cinta kepada budi”. Kata hati laura
Saking tenangnya pikiran laur hingga dia tak terasa tertidur dengan nyenyaknya. Hingga jam 4 sore telah terlewati hingga hampir jam 5 sore laura baru terbangun.
“, haduh! laura terlambat menemui budi”. Kata laura terburu bersiap-siap
Kira-kira jam 5 lewat laura sampai di pantai. Laura sebelum menghubungi budi, dia melihat budi duduk di pinggir pantai sambil melihat deburan ombak di laut dengan suasana sunset yang indah. Laura menghampiri budi tepat dibelakangnya.
“, budi. Maafkan laura udah telat datengnya.” Kata laura pelan sambil menunduk
Mendengar suara lembut laura dia langsung menoleh kebelakang dan melihat laura merasa bersalah.
“, Laura udah dateng ya. Iya gak apa-apa. Santai aja. Kapan datang?”. Kata budi basa-basi
“, laura baru aja dateng.” Kata laura sambil menunduk
budi berbincang-bincang mengajak laura berjalan menyusuri indahnya pantai di sore hari sambil menikmati indahnya sunset. Dirasa cukup menyenangkan suasananya. Akhirnya budi mengutarakan isi hati budi kepada laura.
“, laura... aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu. Jawab dengan jujur ya?”. Pinta budi dengan tatapan yang serius.
“, iya”. Kata laura seketika itu melihat budi yang tiba-tiba berbeda
“, aku menyukaimu dari pertama aku mengenalmu. Apakah kamu juga punya perasaan yang sama denganku?”. Tanya budi denga tatapan yang sangat dalam dan hati-hati
Laura kaget mendengar perkataan budi. Dia menundukkan kepalanya sambil berkata
“, sepertinya laura juga merasakan yang sama dengan budi.”
“, syukurlah kalo begitu. Aku sangat senang dengan jawabanmu. I Love You”. Kata budi semakin memperjelas perasaannya
“, I Love You Too”. Kata laura malu

****************
Malam harinya yumna melihat indahnya bulan purnama di kamarnya. Ntah apa yang dia pikirkan. Memikirkan akan melanjutkan dimana ia sekolah atau pria yang bersepeda itu. Ternyata dia memikirkan pria bersepeda itu terlihat dicoretan kertas di samping tubuhnya. Ketika menikmati bulan tiba-tiba ada pesan singkat bergetar. Yumna membuka pesan itu dari laura.
“, yumna... budi nyatain perasaannya ke laura. Dia suka sama laura. Dan setelah laura pikir ternyata perasaan aneh ketika bertemu budi itu ternyata perkataan yumna benar laura jatuh cinta kepada budi. Makasih ya, yumna J”.
Mendapat kabar gembira itu yumna langsung membalasnya
            “, slamat ya, laura. Semoga cinta kalian selalu bersemi ^.^”.


Minggu, 19 desember 2009
Dear diary...
Kedua sahabatku mengabadikan hari ini adalah hari yang tak akan terlupan.
Semoga mereka berjodoh.
Sekian lama hilang. Perasaan ini timbul kembali.
Aku benar memimikirkan dia yang tak memikirkanku.
Sungguh sangat membuang-buang waktuku.
Ya sudahlah... rasa yang hadir ini aku anggap sebagai penyegar kehidupanku.
Akan ku buka hatiku untuk yang sedang menungguku.
Universitas S aku akan segera menemuimu. Semangat belajar ’45 dimulai kembali!
Semoga hari ini setiap langkahku di ridhoi oleh Allah. Aamiiin.
Yumna
****************
“, yumna, tadi bu mega nawarin kamu untuk les privat.” Kata ibu yumna
“, les privat apa, bu? Dimana?”. Tanya yumna nyerocos
“, matematika. Katanya nggak jauh dari rumah kita. Trima aja, lumayan buat uang jajan.” Rayu ibu yumna
Yumna berpikir sejenak “, kelas berapa, bu?”tanya yumna lagi
“, katanya masih kelas 3 SD”.
“, ooo... masih kelas 3 SD. Kapan lesnya bisa dimulai?”. tanya yumna semangat
“, lebih lanjutnya kamu ke bu mega aja”. Pinta ibu yumna
Yumna langsung ke rumah bu mega. ternyata lesnya masih bisa dimulai besok sore jam 4.
“, kalo boleh tau rumah anaknya dimana, bu?”.
“, kalo yumna mau ke jalan raya belok kanan ke gang terus ada rumah pertama. Itu rumahnya.” Kata bu mega
Yumna hanya menganggukkan tanda mnegerti.
Keesokan harinya yumna benar-benar belajar matematika kelas 3 SD. Takut dia lupa bagaimana cara menghitung. Jam 4 telah tiba, yumna segara ke rumah anak yang butuh jas pengajar pribadinya. Setelah berkenal dengan sang ibu dan anaknya yang cantik. Yumna baru bisa memulai mengajar indah, nama panggil anak itu.

Sekitar satu jam yumna mengajar. Tiba-tiba ada sosok pria yang sangat ia kenal. Dia adalah pria bersepada itu. Samakin kaku tubuhnya ketika pria itu semakin mengarah kepadanya dan mendekati sang adik. Pria itu hanya tersenyum melihat yumna, membuat yumna semakin beku seperti es. Pria itu pergi meninggalkan ruangan itu dan masuk kedalam kamar.

“, kakak, kok bengong. Ada apa?”. Kata indah menyadarkan pikiran yumna yang melayang entah kemana
“, mmmm.. kakak nggak bengong. Cuma haus.” Kata yumna beralasan sambil minum yang telah disediakan oleh ibu indah sedari tadi “, tadi itu kakaknya indah, ya?”. Tanya yumna kepada indah berhati-hati
“, iya. Kakakku baru aja dateng dari olah raga”.
“, tanya nggak ya siapa namanya.” Kata yumna dalam hati
“, tuh, kan. kakaknya bengong lagi”.
“, kakak nggak lagi bengong. Kakak lagi mikir kayaknya kakak pernah ngeliatin kakakmuuu... eee siapa dah yaaa?” kata yumna pura-pura lupa namanya
“, kak Angga.” Katanya
“, oiya, kakakmu angga.” Kata yumna bahagia

Setelah itu, yumna pamit pulang sambil membawa kabar gembira.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar