Selasa, 16 September 2014

The Hopeful Chapter 5

The Hopeful
Chapter 5

Siang hari sepulang sekolah sampai sore hari laura hanya mengunci dirinya di kamar. Biasanya setiap sore hari dia selalu memainkan musik piano di ruang tamu untuk me-refresh dirinya. Laura termasuk siswa lumayan mampu. Ayah dan ibunya adalah pengusaha, hanya saja laura memang terkenal sederhana dan pemalu. Dia tak pernah menampilkan gaya-gaya layaknya seorang anak pengusaha. Dia sangat jarang berkomunakasi dengan teman-teman sekolahnya. Tak heran jika dia sering menyendiri dan selalu berdua dengan yumna yang notabene adalah siswa yang supel dan sebangku dengannya dari kelas X hingga XII.
Malam harinya laura benar sangat kebingungan mengenai ajakan budi kepadanya. Dia hanya melihat handphone di atas ranjang sedari tadi siang. Terkadang dia mengetik sms sesuatu kepada budi dan terkadang pula menghapusnya.

“, ini saya Laura. Saya usahakan datang jam 4 sore besok.“ pesan singkat itu akhirnya dikirim ke nomor budi. Laura terlihat tegang dan melihat layar handphone terus-menerus. Beberapa menit kemudian budi membalas pesan singkat laura “, Terima kasih. Aku tunggu besok ^^”.
Laura merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya sambil memejamkan mata seperti tidak ada lagi yang dia pikirkan. Saking plongnya, dia lupa makan sedari tadi siang dan langsung tertidur pulas.

****************
Laura membongkar semua pakaian yang ada di lemarinya hanya sekedar mencoba pakaian yang lama ia simpan. Beberapa menit kemudian HP laura berdering dan ternyata dari yumna.
“, halo, laura. Aku ntar lagi ke rumah laura, boleh?”. Tanya yumna
“, oiya, dengan senang hati yumna. Laura tunggu ya”. Kata laura dengan penuh gembira
Rumah yumna dan laura agak jauh sekitar 2 kilometer lamanya ditempuh selama ½ jam dengan kecepatan bersepeda santai kira-kira dengan kecepatan 1.11 m/s. Setelah sampai di rumah laura, yumna telah di suguhkan oleh snack-snack di mejanya. Yumna tak heran dengan kelakuan sahabatnya itu.
“, ngomong-ngomong gimana dengan ajakan budi? Laura udah kasih kabar ke dia?”. Tanya yumna penuh semangat
“, iya, sudah. Yumna ikut ke kamarku yuk. Disini kurang enak” Ajak laura, yumna langsung mengiyakan.
Melihat kamar laura tak seperti biasanya yumna langsung mengerti.
“,  nanti laura pakek baju apa? Hehehe”. Tanya yumna sambil tersenyum
“, laura bingung. Oiya, nanti yumna mau ya ikut laura ke pantai?”. Kata laura penuh harap mengajak yumna
“, waduh! Kalo aku sampek ikut bisa gagal rencana budi”. Kata yumna dalam hati
“, maaf ya, laura. Aku nggak bisa ikut. Soalnya aku ada les privat. Maaf ya” alasan yumna kepada laura
“, oiya tak apa.”
Akhirnya yumna dan laura hanya memadukan baju-baju yang akan dipakai oleh laura nanti. Beberapa jam kemudian sekitar jam 11 yumna pamit pulang. Setelah hampir sampai di kompleks rumah yumna. Tiba-tiba hati yumna berdegub kencang melihat sosok pria bersepeda saling papasan sambil mengendarai sepeda.
Dug --- dug --- dug
“, perasaan ini.... kembali lagi dari sekian lamanya...” kata hati yumna
Sebentar tapi pasti itu seakan sangat lambat. Sosok pria bersepeda itu sangat ia pandang dengan lekat. Sedangkan pria sepeda itu melaju dengan kencangnya seakan mengejar waktu.
“, Kemanakah dia pergi?”. Kata hati yumna sambil melanjutkan arah tujuannya ia pergi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar