The
Hopeful
Chapter
5
Siang hari
sepulang sekolah sampai sore hari laura hanya mengunci dirinya di kamar.
Biasanya setiap sore hari dia selalu memainkan musik piano di ruang tamu untuk
me-refresh dirinya. Laura termasuk siswa lumayan mampu. Ayah dan ibunya
adalah pengusaha, hanya saja laura memang terkenal sederhana dan pemalu. Dia
tak pernah menampilkan gaya-gaya layaknya seorang anak pengusaha. Dia sangat
jarang berkomunakasi dengan teman-teman sekolahnya. Tak heran jika dia sering
menyendiri dan selalu berdua dengan yumna yang notabene adalah siswa yang supel
dan sebangku dengannya dari kelas X hingga XII.
Malam harinya
laura benar sangat kebingungan mengenai ajakan budi kepadanya. Dia hanya
melihat handphone di atas ranjang sedari tadi siang. Terkadang dia mengetik
sms sesuatu kepada budi dan terkadang pula menghapusnya.
“,
ini saya Laura. Saya usahakan datang jam 4 sore besok.“ pesan singkat itu
akhirnya dikirim ke nomor budi. Laura terlihat tegang dan melihat layar handphone
terus-menerus. Beberapa menit kemudian budi membalas pesan singkat laura “,
Terima kasih. Aku tunggu besok ^^”.
Laura
merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya sambil memejamkan mata seperti tidak ada
lagi yang dia pikirkan. Saking plongnya, dia lupa makan sedari tadi siang dan langsung
tertidur pulas.
****************
Laura
membongkar semua pakaian yang ada di lemarinya hanya sekedar mencoba pakaian
yang lama ia simpan. Beberapa menit kemudian HP laura berdering dan ternyata
dari yumna.
“,
halo, laura. Aku ntar lagi ke rumah laura, boleh?”. Tanya yumna
“,
oiya, dengan senang hati yumna. Laura tunggu ya”. Kata laura dengan penuh
gembira
Rumah
yumna dan laura agak jauh sekitar 2 kilometer lamanya ditempuh selama ½ jam
dengan kecepatan bersepeda santai kira-kira dengan kecepatan 1.11 m/s. Setelah
sampai di rumah laura, yumna telah di suguhkan oleh snack-snack di
mejanya. Yumna tak heran dengan kelakuan sahabatnya itu.
“,
ngomong-ngomong gimana dengan ajakan budi? Laura udah kasih kabar ke dia?”.
Tanya yumna penuh semangat
“,
iya, sudah. Yumna ikut ke kamarku yuk. Disini kurang enak” Ajak laura, yumna
langsung mengiyakan.
Melihat
kamar laura tak seperti biasanya yumna langsung mengerti.
“,
nanti laura pakek baju apa? Hehehe”.
Tanya yumna sambil tersenyum
“,
laura bingung. Oiya, nanti yumna mau ya ikut laura ke pantai?”. Kata laura
penuh harap mengajak yumna
“,
waduh! Kalo aku sampek ikut bisa gagal rencana budi”. Kata yumna dalam hati
“,
maaf ya, laura. Aku nggak bisa ikut. Soalnya aku ada les privat. Maaf ya”
alasan yumna kepada laura
“,
oiya tak apa.”
Akhirnya
yumna dan laura hanya memadukan baju-baju yang akan dipakai oleh laura nanti.
Beberapa jam kemudian sekitar jam 11 yumna pamit pulang. Setelah hampir sampai
di kompleks rumah yumna. Tiba-tiba hati yumna berdegub kencang melihat sosok
pria bersepeda saling papasan sambil mengendarai sepeda.
Dug
--- dug --- dug
“,
perasaan ini.... kembali lagi dari sekian lamanya...” kata hati yumna
Sebentar
tapi pasti itu seakan sangat lambat. Sosok pria bersepeda itu sangat ia pandang
dengan lekat. Sedangkan pria sepeda itu melaju dengan kencangnya seakan
mengejar waktu.
“,
Kemanakah dia pergi?”. Kata hati yumna sambil melanjutkan arah tujuannya ia
pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar